Entri Populer

Rabu, 15 Juni 2011

ku tunggu kau slalu

Obrolan (38)
Obrolan
Daftar Teman
Memuat...

KU TUNGGU KAU SLALU

oleh Shenthya Winartiie pada 30 Mei 2011 jam 12:41
ini hanya karangan belaka dan bukan kejadian nyata.
:D
KU TUNGGU KAU SLALU

Sebelumnya tak ada yang mampu
Mengajakku untuk bertahan dikala sedih
Sebelumnya ku ikat hatiku
Hanya untuk aku seorang
Sekarang kau disini hilang rasanya
Semua bimbang tangis kesedihan
Kau buat aku bertanya
Kau buat aku mencari
Tentang rasa ini aku tak mengerti
Akankah sama jadinya bila bukan kamu
Namun senyummu menyadarkanku
Kau cinta pertama dan terakhirku

“Butuh bantuan?” Tanya seorang anak lelaki kecil yang menghampiriku. Ku alihkan pandanganku padanya. Air mataku masih menetes membasahi pipiku ini. “Sudahlah jangan menanggis … Dimana rumahmu? Biar ku antar kau pulang menggunakan sepedamu … Akan aku tinggalkan sebentar sepedaku disini” tuturnya lagi dengan berusaha menenangkanku dan mengusap air mataku. “Disana” Jawabku singkat sembari menunjuk rumah yang terletak di paling ujung komleks tersebut. “Aaaww sakit” ucapku yang berusaha menahan perih. “Hati-hati … Kau kuat kan? Kenapa setiap wanita sering menangis dan tidak bisa menahan sakit sih!” tuturnya padaku. Aku hanya terdiam.
“Terima kasih … Kau tidak masuk dulu? Biar ku minta bundaku membuatkanmu segelas milk shake” kataku padanya saat sampai di depan pintu rumah. Dia hanya menggeleng dan berjalan menuju pagar rumah. “Hey siapa namamu?” tanyaku dengan nada sedikit berteriak padanya. “Rizki!!! Aku tinggal di blok E nomor 12” ucapnya dengan senyum manis yang begitu indah dari wajahnya sambil berlalu meninggalkan halaman rumahku.

Ya, sejak saat itu aku mengenalnya.Rizki, si Pangeran Zombieku. Seseorang yang selalu menghiburku ketika aku sedih. Seseorang yang selalu ada di sampingku ketika aku butuh teman curhat. Dan juga seseorang yang selalu mengusap air mataku ketika aku menangis. Dia adalah separuh dari nafasku, aliran darahku bahkan separuh jiwaku. Dan entah kenapa senyumnya lah yang selalu membuat aku damai.

Persahabatan kami begitu menyenangkan. Jangan pikir aku dan Rizki tak pernah bertengkar. Kami sering berselisih pendapat. Kami pun sering bertengkar dalam hal sepele. Tapi, kami tak pernah betah dengan bermusuhan. Pertengkaran yang kami lakukan selalu bersifat singkat dan hanya sementara. Bukan hanya itu, Aku dan Rizki juga memiliki banyak kesamaan. Itulah yang membuat kami bisa bersahabat hingga kini.

----------------------------

“Hey, jangan lari kau pangeran zombie!!! Akan ku balas kau!!!” teriakku sembari mengejarnya yang berlari semakin menjauh. “Sudahlah princess bawel .. 10menit lagi bel berbunyi .. Kau masuk lah kekelasmu … Bukankah jam pertamamu hari ini Fisika” ucapnya dengan nada tersengal-sengal. Ku pikir ia sudah capek jika harus berlari-lari lagi. Terlihat dari wajah dan nada suara yang terpancar olehnya.

Tinta-tinta berwarna hitam itu kini mulai mewarnai lembar demi lembar kertas bukuku. Suasana kelas XII IPA 2 kini tenang tanpa suara sedikitpun dari para siswa-siswi. Sungguh sangat sunyi sampai saat wali kelasku masuk dengan membawa seorang gadis yang asing bagiku dan tentunya juga bagi teman-teman dikelasku.
“Permisi bu, mengganggu sebentar .. Anak-anak mulai sekarang ada siswi baru yang akan masuk dikelas ini .. Perkenalkan dirimu nak” tutur wali kelasku yang menetralkan kesunyian dikelas. “Perkenalkan nama saya Endar dan saya pindahan dari Bandung .. Semoga kalian bisa menerima saya” ucap gadis itu dihadapan semua teman-temanku. “Baiklah sekarang kau boleh duduk” perintah guru mata pelajaran yang sejak tadi mengisi pelajaran dikelasku.

Ku lihat langkah gadis itu menuju bangku disebelahku. Ya, teman sebangkuku hari ini memang sedang tidak masuk. “Boleh aku duduk disini?” tanyanya padaku. “Tentu” jawabku meng-iya-kan pertanyaannya. “Kenalkan aku Endar” ucapnya sembari mengulurkan tangannya padaku. “Shenthya” jawabku singkat dengan senyum dan membalas jabat tangannya.

Disela-sela pergantian jam pelajaran dan jam istirahat pun Aku dan Endar banyak bercakap. Kami saling bertukar pengalaman dan menceritakan diri kami masing-masing. Ternyata Endar orang yang cukup baik. Sejenak kupandang Endar ketika sedang berbincang denganku. Dia cantik dan menarik. Pantas saja sejak ia masuk beberapa jam yang lalu, teman laki-laki sekelasku berbondong-bondong mengajaknya berkenalan.

--------------------

Beautiful girl all over the world
I could be chasing
But my time would be wasted
They got nothing on you baby
Nothing on you baby
They might say hi, and I might say hey
But you shouldn’t worry, about you say
Cause they got nothing on you baby
Nothing on you baby

Tak terasa bel tanda pulang mengakhiri jam terakhir pelajaranku hari ini. Ku kemasi buku-bukuku yang berada di atas meja. Ku berjalan menuruni tangga demi tangga bersama Endar. Kulangkahkan kaki menuju pintu gerbang sekolah dan telah tampak Rizki yang telah siap dengan motor kesayangannya. “Princess bawel, kau ini lama sekali sih” gerutunya yang sudah biasa bagiku. “Kelasku ada di lantai 3 jadi wajar kan” jawabku ketus. “Hai siapa gadis cantik ini? Kenapa kau tidak pernah mengenalkannya padaku?” tanyanya melirik Endar. “Dia Endar teman sebangkuku, dia pindahan dari Bandung dan baru masuk kelas hari ini” jawabku menjelaskan. “Hay aku Endar” sapa Endar sembari mengulurkan tangannya pada Rizki. “Rizki .. Oh bolehkah aku minta nomor hp mu dan dimana kau tinggal?” Tanya Rizki pada Endar yang mulai kegenit’an. “Maafkan aku ndar, dia memang suka seperti ini .. Sudahlah Riz, ayo kita pulang .. Aku sudah sangat lapar” tandasku pada mereka. “Tapi….” Ucap Rizki kesal. “Sudahlah ayo cepat ... Bye Endar” ucapku menghentikan percakapan mereka.

Semenjak saat itu kami bertiga mulai sangat akrab. Kami sering menghabiskan waktu bersama. Kami sering juga pergi ke Mall untuk bermain Pump. Ya, permainan favoritku dan Rizki. Aku dan Rizki sering sekali bermain permainan ini. Kami bisa ber jam-jam bermain permainan ini. Sampai-sampai kami bertaruh skor dalam permainan ini. Barang siapa yang lebih unggul harus mentraktir makan sepuasnya.
Endar sama sekali tidak bisa bermain Pump. Itu sebabnya Rizki sering curi-curi kesempatan dengan mengajari Endar bermain Pump. Terkadang Rizki pergi hanya berdua dengan Endar. Tanpa mengajakku. Aku tahu Rizki menyukai Endar. Semua terlihat dari sikap Rizki terhadap Endar.

Tapi sejak itu aku merasa tidak nyaman dengan kehadiran Endar dalam kehidupan persahabatanku dengan Rizki. Entah apa yang membuat Rizki kini berubah. Rizki tak lagi menjemput dan mengantarku ketika berangkat dan pulang sekolah. Rizki tak lagi mejadi orang yang selalu ada ketika aku ingin curhat. Rizki tak lagi menyebutku dengan sebutan Princess Bawel, sekarang ia lebih sering menyebut namaku 'shenthya'. Rizki tak lagi ada disampingku ketika aku butuh dia. Dan yang lebih parahnya lagi kini Rizki tak pernah mengusap air mata yang menetes membasahi pipiku. Justru dia lah yang membuatku menangis dan membuatku sakit hati.

Mungkin itu semua karena satu alasan. Ya, sudah pasti Endar lah yang menjadi Orang Ketiga diantara hubunganku dengan Rizki. Dia datang dengan cara tiba-tiba dan tak ku sangka akan masuk dalam kehidupanku dan Pangeran Zombieku ‘Rizki’.

-------------------------

Bila cinta tak lagi untukku
Dan bila hati bahagia dirimu
Aku kan pergi meski hati tak akan rela
Terkadang ku menyesal
Kenapa ku kenalkan dia padamu

--------------------------
Dirimu meninggalkanku saat ku benar-benar mencintaimu
Jejakmu smakin menjauh saat hatiku luluh karenamu
Seharusnya kau ada disini saat ku menangis
Semestinya kau memelukku saat aku ringkih
Sadarkah engkau adalah embun pagi yang sejukkan mataku
Engkau adalah resah gelisahku

---------------------------

Sesekali ingat dan introspeksi diri apa yang kita lakukan selama ini. Beberapa petuah dan kata-kata bijak dari segala sumber demi sumber telah ku cerna dalam-dalam kedalam pikiranku. Dan satu yang aku pegang, yaitu bahwa “Tuhan Maha Adil dan Maha Mendengar do’a umatnya”.

Yah renungan ku ketika akan kupejamkan mata ini sebelum tidur. Sering aku berfikir betapa kejamnya dunia ini. Pikiranku masih bercabang-cabang. Ku rasa petuah itu tak berlaku untukku. Do’a yang terlontar dariku pupus terhembus oleh angin. Harapanku slalu sirna diterpa badai.

Mataku masih tertuju keluar jendela itu. Berharap adanya bintang jatuh yang dapat menyampaikan do’aku pada Tuhan. Rasanya hawa dingin dari luar sana mulai menusuk kulit ku yang begitu halus. Butir-butir tetesan air dari langit berbondong-bondong turun kebumi layaknya anak tawuran SMA yang makin lama makin berbarengan dengat semangat ‘45nya.
“Kau tak tidur sayang” suara mamaku yang membuyarkan lamunanku dan entah sejak kapan berdiri didekat tempat tidurku dan diam-diam memperhatikanku. “Belum ngantuk ma” jawabku singkat sembari memberi senyum manis yang terbentuk dari bibir mungilku.

----------------------

Walau berkali kali memejamkan mata ini aku masih saja tak bisa untuk terbang ke pualu mimpi. Entah apa yang mengganjal pikiranku saat ini. Hingga akhirnya ku langkahkan kaki menuju dapur hanya untuk membuat segelas coklat panas didapur. Menurut sumber yang telah aku baca, coklat bisa sejenak membuat pikiran kita menjadi tenang.
Beberapa langkah yang ku pijakkan ke lantai menuju kamarku kembali, aku melihat pintu kamar kakakku masih terbuka sedikit.
“Kakak lagi apa? Mau coklat panas?” tanyaku sambil berjalan memasuki kamar seorang lelaki yang sedang menatap layar terpanya. “Lagi ngerjain tugas sayang, minum kamu aja, kenapa kau belum tidur?” jawabnya dengan suara lembutnya. “Aku belum bisa tidur. Entah kenapa susah membuat mata ini terpejam.” ucapku sambil duduk disebelah kak Andry yang masih sibuk bergulat dengan laptopnya.

-----------------

Seberkas cahaya mulai membangunkanku dari tidur lelapku. Kubuka mata ku dan tampak kakakku yang sedang membuka horden kamarnya. “Tadi malam aku ketiduran disini ea kak?” tanyaku sambil menguap. Ia tak menjawab apa-apa, hanya senyuman yang terlukiskan dari wajah tampannya. Namun aku mengerti, karena tanpa aku bertanya sebenarnya aku tau jawabannya.

Esok tlah tiba. Hahaha… Sunday…. Yah hari dimana ku lepas rasa penat yang 6hari mengiringi langkah-langkahku. Hari yang ku harapkan dapat memberikanku ketenangan walaupun hanya sejenak saja. Hari yang hanya ada 1hari dari 7hari. Dan hari yang sangat dinanti-nanti oleh semua anak-anak bahkan pelajar se-usiaku.

----------------

Terdengar bel rumah yang menembus telingaku dari luar sana. Ku buka pintu perlahan dan telihat seorang lelaki berdiri dari balik pintu yang sudah sangat tak asing lagi untukku.
“shent aku diterima!!!!” kata lelaki itu yang langsung memelukku karena refleks. Aku hanya tersenyum. Senyum miris yang terlukis dari bibir kecilku.

Karna ku tahu cinta sejatimu bukan untukku
Usai resah semua cerita antara kita
Kini hilang terkikis oleh semua luka

Sepertinya aku tahu alasan susah tidurku semalam. Bahkan sesuatu yang mengganjal dipikiranku yang membuatku tak bisa terbang ke pulau mimpi. “Ya ampun sumpah aku seneng banget waktu dia bilang ‘iya’ ke aku, shent….” tambahnya sembrai melepaskanku dengan wajah yang sumringah. “Selamat ea Riz” respon singkatku padanya. “Ih, kamu thu ea tadi malem kemana aja neng, aku telphone kamu ampe berkali-kali gag kamu angkat-angkat… Makanya aku pagi-pagi kesini” tanyanya dengan nada sedikit kesal.
Ku tatap layar ponsel yang baru saja ku keluarkan dari saku celana pendekku. Terlihat 17kali missed call dari orang yang sama. Yah, orang yang berdiri dihadapanku saat ini. “Sorry, tadi malem aku tidur pulas banget” kataku dusta. “Oke deh gag apa-apa… Ntar malem aku mau traktir kamu makan di kafe biasa jam 7malem tepat dan gag boleh ngaret… Inget jangan sampe lupa… Itung-itung trima kasih aku ke kamu” ucapnya sembari berjalan menuju motor sport yang dari tadi terparkir didepan rumahku. “Inget ea jam 7malem” katanya lagi sambil berlalu menaiki motor tadi dan meniggalkan halaman rumahku.

----------------------

Seperti kaca yang dilempar sebongkah batu hingga pecah atau sebuah paku yang dipakukan ke dinding rumah, atau mungkin saja pisau yang diukirkan ke sebuah batang pohon. Sakit, sungguh sangat sakit rasanya mendengar ia berkata itu padaku. Bisakah kau lihat perasaan ini. Hati ini menanggis. Mungkin wajah tersenyum. Yah, tersenyum karena terpaksa. Terpaksa karena aku cinta. Perasaan yang sudah lama aku pendam. Mungkin hanya aku, Tuhan, dan kak Andry lah yang tau. Karena hampir setiap hari aku bercerita tentang Rizki padanya. Dan kupikir dia mungkin tau. Dia selalu bisa membaca mataku. Tangiskupun akhirnya meledak ketika aku benar-benar sudah tak bisa menahan amarah ini. Sekarang kenapa dengan aku ini??? Sebuah perasaan yang menbuat aku ingin mengakhiri hidup ini. Hey, apa aku bodoh??? Hanya karena cinta aku begini??? Tidak!!! Tidak akan!!!

Ku tlah miliki rasa indahnya perihku
Rasa hancurnya harapku
Ku pikir ku salah mengertimu
Hooo ooooo aku hanya ingin kau tau
Besarnya cintaku
Tingginya hayalku bersamamu

---------------------

Ku tatap jam tangan yang menghiasi pergelangan tanganku. Ia menyuruhku agar tak terlambat tapi justru dia lah yang tak tepat waktu.Sempatku menggerutu dalam hati. Teringatku akan kata-katanya tadi pagi yang membuatku menangis hingga sempatku hampir saja tergeletak pingsan dikamarku. Rasa kesal mulai menghantui perasaan ku kini. Tapi aku mencoba bersabar. Sebenarnya aku malas untuk datang ke tempat ini. Karena ku fikir untuk apa aku datang kemari. Tapi kenapa aku tak juga bisa membencinya. Bahkan aku tak bisa juga menolak ajakannya untuk datang ke tempat ini. Bukankah dia yang membuatku sakit hati? Dia juga yang menyebabkan aku Lara Hati saat ini? Lebih parahnya lagi dia mengajakku karena sebagai ucapan terima kasih padaku. Padahal jujur saja aku sangat berharap dia ditolak. Mungkin lebih dari itu. Aku sangat berharap dia dibuat sakit hati karena ditolak dihadapan muka umum. Hahaha sungguh jahat. Sangat jahatnya aku ini. Hey!!! Itu semua bukan tanpa alasan. Aku mencintainya. Benar-benar aku mencintainya. Tapi kurasa tak mungkin. Aku tahu mereka saling suka. Bahkan mungkin saja saling cinta. Tapi aku yakin rasa cintaku lebih besar. Karena rasa ini telah ku pendam lama. Cukup lama. Oh tidak… aku rasa sudah sangat lama. 12tahun. Ku rasa itu waktu yang lama bukan???
----------------------------
Hilang hilang yang ku rasa
Ku tak rela cintaku berakhir
Dirimu yang slalu temani khayalku
Tak seperti diriku kini cintaku tlah hilang …

------------------------

Aku masih duduk ditempat ini. Berhadapan dengan secangkir teh hangat yang sudah mulai dingin. Masih terbayang dipikiranku betapa sungguh bodohnya aku. Benar-benar bodoh.
Kekesalanku sudah sangat memuncak. Hingga tak kuasa ku beranjak dari kursi yang aku duduki dari satu jam yang lalu ini.
Tapi seketika itu aku melihat seorang lelaki menggandeng seorang perempuan berjalan memasuki kafe ini. Seseorang yang membuatku berkhayal melambung awan. Tapi kini sirna. Harapan itu hanya tinggal harapan belaka.
Hey, kenapa ia mengajak perempuan itu. Sungguh diluar pikiranku dia akan mengajak perempuan itu datang kesini juga.
Ku urungkan langkah kakiku untuk beranjak dari lantai pijaknya. Masih kupandang langkah lelaki dan perempuan itu menuju meja yang ku tempati.

“Sorry banget ea shent. Sumpah tadi jalanan macet banget.” Kata perempuan itu yang menghampiriku sambil memelukku. Tak ada jawaban yang keluar dari mulutku. “Thanks banget shent, aku sekarang udah jadian ama Rizki.” Tambahnya sembari melepas pelukannya dan duduk dikursi yang berada dihadapan mejaku. Lagi-lagi tak ada jawaban dariku. Hanya senyuman miris yang ku tampakkan padanya. “Oh ea, kau sudah pesan makan? ” Tanya Rizki dengan memandangku. Aku hanya menggelengkan kepala. “Kau mau pesan apa? Sayang kamu juga mau pesan apa?” Tanya Rizki yang tersenyum manis padaku sesaat dan kemudian mengalihkan pandangannya ke perempuan yang duduk disebelahnya. “Chiken stick sama Hot Cocholate aja sayang” jawab Endar sambil membaca daftar menunya. “Aku sama aja Riz” tanggapku singkat.

-------------------------------

Dirimu tak pernah menyadari semua yang telah kau miliki
Kau buang aku tinggalkan diriku
Kau hancurkan aku seakan ku tak pernah ada
Aku kan bertahan meski takkan mungkin
Mengenang kisahnya walau perih
Walau perih …..

----------------------------

“shent, tau gag sih? Kemaren Rizki bener-bener romantis banget. Pokoknya bener-nener romantis. Beda banget ama Rizki yang aku kenal selama ini. Dia nyatain cinta di tempat yang so romantic banget. Aku kira Rizki bukan orang yang bisa romantis. Ternyata cuek-cuek gini dia bisa romantis juga ea. Bener gag say…” ucap Endar yang menyatakan kegembiraannya padaku sembari bersandar manja di pundak Rizki. “Iiyya lah sayang, semuanya kan buat kamu”. Balas Rizki yang memandang mesra tatapan Endar.

---------------------

Tak ada seorangpun yang tau
Betapa besar rasa cintaku
Lihat kesungguhan hatiku tapi kau takkan mengerti
Tulusnya cintaku tak pernah terbalas olehmu
Kau biarkan hari ini membeku
Kandas cintaku

-------------------------

Jantungku seperti berhenti berdetak. Hati ini laksana terhantam sebongkah batu besar. Sungguh sangat sakit. Sakit minta ampun. Rasanya ingin ku tusuk mereka menggunakan pisau pengiris Chiken Stick yang ada dihadapanku saat ini. Sedih?Kesal?Benci?Marah?Muak? Bahkan melebihi itu perasaanku saat ini.

Penyesalan menyelimuti hati dan pikiranku saat ini. Seandainya aku putar waktu dan lebih cepat menyatakan perasaanku ini pada Rizki, mungkin aku tak akan sakit hati seperti ini. Ya Tuhan kenapa aku begitu benci melihat semua ini? Aku benci melihat Endar memanggil Rizki dengan sebutan sayang dan begitupun sebaliknya. Aku benci Endar bersandar manja dipundak Rizki. Akupun benci mereka jadian. Tak rela. Benar-benar tak rela.

--------------------

Ku akan menanti meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya untukku
Biarlah waktuku habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

--------------------------

Kini aku seperti seorang gadis bodoh yang berada diantara mereka. Hanya sebagai obat nyamuk. Ya aku rasa seperti itu. “shent, kau benar-benar teman terbaikku” ucap Endar ditengah melahap makanannya.
Selera makanku sebenarnya sudah hilang pada saat melihat dua sejoli yang ada dihadapanku ini bermesraan. Dan kini ia mengatakan bahwa aku adalah ‘teman baiknya’.
Tak berpikirkah dia bahwa aku saat ini sedang sakit hati melihat dia dengan Rizki. Bisa-bisanya ia mengatakan itu. Jika boleh jujur, ia adalah penganggu hubunganku dengan Rizki. Sebelum ia hadir kami bahagia. Walau Rizki menganggapku sebagai sahabat tapi aku berharap lebih.
Tapi itu semua tak berarti ketika Endar masuk kedalam kehidupanku dan Rizki.
----------------------------

Kau tak tahu betapa rapuhnya aku
Masih terasa luka di masa lalu
Ku pernah mencintai sepenuh hati
Mencintaimu lagi
Dan ku terluka, Luka membekas
Bekas membuat, Buat slamanya
Selamanyaku, ku kan selalu
Ku kan selalu rapuh

“Ku rasa aku harus pulang sekarang, aku sudah janji pada kakakku untuk tidak pulang terlalu malam” ucapku pada kedua sejoli yang ada dihadapanku ini. “Baiklah, tak apa, hati-hati ya kau dijalan” ucap Endar padaku. Kubalas hanya dengan seuntai senyum miris. Ku langkahkan kaki keluar dari kafe ini. Ku sambangi mobilku yang sedari tadi terparkir di depan kafe itu.

Tangisku pecah didalam mobil yang ku kendarai menuju rumah. Air mataku benar-benar membanjiri kedua belah pipiku. Sungguh aku sangat cemburu besar melihat mereka bermesraan dihadapan kedua mataku. Aku mencintai Rizki. Dan perasaan cintaku lebih besar dari perasaan cinta Endar terhadap Rizki. Kenapa selama ini Rizki tak pernah mengerti perasaanku. Apa ia buta. Atau ia telah dibutakan oleh Endar.

---------------------

Kau harusnya memilih aku
Yang lebih mampu menyayangimu
Dan berada disampingmu
Kau harusnya memilih aku
Tinggalkan dia lupakan dia
Datanglah kepadaku

Ku langkahkan kaki dari garasi hingga menuju kamar dengan berlinang air mata. Terlihat kakakku mengikutiku memasuki kamarku. Ku tarik sprai tempat tidurku dan ku obrak-abrik seluruh alat make up yang tertata rapi di meja riasku. Aku berteriak teriak tak jelas dengan perasaan bercampur jadi satu. Sampai akhirnya ku sandarkan diriku disudut tempat tidurku. “Kau kenapa sayang?” Tanya kak Andry yang ikut duduk di sebelahku. “Rizki jahat padaku .. Kenapa harus Endar yang ia pilih .. Kenapa .. Kenapa bukan aku?” terangku pada kak Andry. Aneh. Sungguh sangat aneh melihat kak Andry justru tersenyum melihatku berkata itu. “Kak, apa aku ini kurang cantik? Apa aku ini kurang pintar? Apa aku juga kurang menarik untuk kaum lelaki?” tanyaku tajam kepada kakakku. “Tidak sayang .. Menurut kakak kau cantik, sangat lebih cantik dibandingkan Endar .. Kau pintar dan menarik .. Kau lebih dari itu sayang” jawab kak Andry padaku. “Lalu, kenapa Rizki tak pernah mengerti perasaanku kak?” tanyaku lagi pada kak Andry. “Itu karna kau tak pernah mengutarakan perasaanmu” jawabnya. “Aku perempuan kak, haruskah aku menyatakan cintaku pada seorang lelaki?” ucapku dengan nada tinggi. “Kenapa tidak” jawab singkat kak Andry.

Aku masih menangis dan tertunduk lesu. Menyesal. Benar-benar menyesal mendengar kak Andry berkata itu padaku. Kenapa tak dari dulu ku ungkapkan semua perasaanku pada Rizki. Tapi aku tahu ada 2 kemungkinan jika aku menyatakan perasaanku pada Rizki dahulu sebelum ia bersama Endar.
Yang pertama, Rizki akan mencoba menjalani hubungan denganku dan menjadi milikku. Dan yang kedua, Rizki akan marah padaku karena kami bersahabat sudah lama dan selama itu ia hanya menganggapku sebagai sahabat saja dan mungkin persahabatan kami dapat berakhir karena Rizki mencoba menjauhiku ketika ia tahu perasaanku.

“Kau sahabatnya kan? Apa kau tidak ingin melihat sahabatmu bahagia?” Tanya kak Andry padaku. Aku tak menjawab. Aku tak tahu harus berkata apa. Di satu sisi aku mencintainya, tapi disisi lain aku ingin melihat sahabatku bahagia. “Cinta itu tak melihat cantik,menarik, atau pintarnya seseorang .. Cinta adalah perasaan .. Dan perasaan seseorang tak bisa jika harus di paksakan .. Cinta adalah anugrah. Anugrah dari sebuah hati yang tumbuh melebihi rasa sayang.” Terang kak Andry padaku. “Apa ku salah mencintai Rizki?” tanyaku pada kakakku. “Tidak karena setiap manusia berhak mencintai dan dicintai” ucap kak Andry yang menenangkanku.

-------------------

“Bye ma, pa, kak .. Aku berangkat dulu ya” kataku berpamitan menuju sekolah. Sepanjang jalan aku masih mengingat kata kak Andry. Ku cerna dalam-dalam kata-katanya didalam otakku. Bukan salahku mencintai Rizki dan bukan salah Rizki lah aku sakit hati. Manusia memiliki perasaan yang tak bisa di paksakan. Seharusnya aku yang selama ini menjadi sahabatnya mendukung hubungan mereka. Walaupun itu membuatku sakit hati. Satu yang harus aku junjung adalah ‘Bahagia bila melihat sahabatku bahagia’.

Ku langkahkan kaki keluar dari mobil dan menuju kelasku. Tampak Rizki dan Endar yang sedang berduaan didepan kelas. Sapaku pada mereka berdua turut menyertai langkahku menuju kedalam kelas. Ya, mulai detik ini ku bulatkan tekadku untuk melupakan Rizki dan berhenti untuk mencintai Rizki. Akan ku coba walaupun ku rasa itu sulit untuk ku lakukan. Karena ku tahu aku bukan pilihan. Aku hanyalah sebatas sahabatnya dari kami masih kecil.
Kata-kata Rizki 12 tahun yang lalu akan selalu ku ingat dalam memory otakku.
Ya, satu kalimat yaitu ‘Kenapa wanita sering menangis dan tidak bisa menahan sakit sih’. Ya kata-kata itu hingga kini masih melekat di dalam pikiranku. Kata-katanya ketika menolongku terjatuh dari sepeda ditaman kompleks 12 tahun yang lalu dan menjadi awal pertemuanku dengan cinta pertamaku yaitu Rizki. Sekarang aku tahu jawabannya. Wanita sering menangis dan tidak bisa menahan sakit karena ia memiliki perasaan cinta melebihi perasaan cinta yang dimiliki pria terhadap wanita. Perasaan wanita sangat sensitive. Ketika ia sakit hati ia akan meluapkan itu semua dengan air matanya. Namun ketika ia sedang jatuh cinta, tak segan-segan ia ungkapkan dengan senyum lebar dari bibirnya.

Jika memang diriku bukanlah menjadi pilihan hatimu
Mungkin sudah takdirnya kau dan aku takkan mungkin bersatu
Harus slalu kau tahu ku mencintamu di sepanjang waktuku
Harus slalu kau tahu semua abadi slamanya
Karena ku yakin cinta dalam hatiku
Hanya milikmu sampai akhir hidupku
Karena ku yakin disetiap hembus nafasku
Hanya dirimu satu yang slalu ku rindu …

Sudahlah untuk apa aku terus-terusan memikirkan mereka. Bukankah aku seharusnya aku memikirkan hari esok. Ya, hari dimana aku melepas seragam putih abu-abu ku ini dan tak lagi berstatus sebagai pelajar SMA. Yey esok hari pengumuman kelulusanku.

-------------------------

Tak pernah aku membayangkannya
Bila insan sedang patah hati
Kali ini ku rasakan yang sesungguhnya
Siang hariku bagaikan malam
Pelangiku berwarnakan kelam
Inikah yang dinamakan patah hati
Tak ingin ku jalani cinta yang begini
Yang ku tahu cinta itu indah
Tak ingin ku rasakan jiwa yang tak tenang
Ku mau kau tetap disisiku

Hari ini. Ya, kufikir lebih baik berdiam dirumah menunggu kabar dari teman-temanku. Oh, sepertinya tidak. Ah, ku putar-putar otakku. Gelisah. Satu perasaan yang aku rasakan saat ini. Haruskah aku hanya berdiam diri dirumah. Atau aku pergi kesekolah berteriak-teriak kegirangan tetapi hati menangis meninggalkan semuanya?

“Kau tidak ingin melihat pengumuman kelulusanmu sayang?” Tanya kakakku yang ternyata memperhatikan tingkahku dari tadi.
Aku terdiam. Hanya seuntai senyum tipis yang tergambar dari bibirku.

“Kau kenapa?” tanyanya lagi.
“Aku tak sanggup melihat senyum kegembiraannya bersama Endar nanti kak” jawabku memelas.
”Aku bisa pingsan jika harus merasakan kegembiraan dan kesedihan sekaligus kak”terangku lagi.

“Pergilah, ini moment bersejarahmu seumur hidup sekali” ucap kak Andry meyakinkanku.

Ku tarik tasku, ku kenakan sepatuku dan ku bergegas mengendarai mobilku menuju sekolah. Kak Andry benar. Ini moment bersejarahku yang hanya ku alami seumur hidup sekali. Aku tak peduli bagaimana rasa hati yang akan aku alami nanti. Aku tak peduli!!!

------------------------

Semakin ku ingkari semakin ku mengerti
Hidup ini tak lengkap tanpamu
Aku mengaku bisa tapi hati tak bisa
Sesungguhnya ku berpura-pura
Relakan kau pilih cinta yang kau mau
Sesungguhnya ku tak pernah rela
Karna ku yang bisa membuat hatimu utuh
Sakit yang ku rasa bukan karna dia
Tapi karna kau pilih cinta yang salah
Aku mengaku bisa tapi hati tak bisa

Ku langkahkan kakiku keluar dari mobil yang sedari tadi mengantarku sampai sekolah ini. Tunggu dulu. Hei, apa aku tak salah lihat? Siapa orang yang mengantar Endar itu? Mereka sepertinya sangat mesra. Ah, tidak aku tak boleh berfikir yang tidak-tidak.

Ku acuhkan pandanganku. Ku langkahkan kakiku menuju papan pengumuman didepan aula sekolah. Ku lihat semua teman-temanku berteriak-teriak kegirangan. Sudah ku tebak pasti mereka lulus. Aku desakkan diriku bergerombol bersama teman-temanku yang lain.

“Aku LULUS” teriakku secara spontanitas.

Semua mata tertuju padaku melihat teriakan dan tingkah lakuku yang menari-nari konyol seperti orang gila. Sudah ku katakan ‘aku tak peduli’. Ku nikmati kegembiraan hari ini bergabung dengan teman-temanku. Tapi ….

Yang aku pikirkan benar. Aku lihat dia. Aku lihat Rizki berpelukan dengan Endar . Wajah berseri itu menghiasi mereka. Aku mencoba mengabaikan mereka tapi tak bisa. Entah kenapa kali ini tak bisa. Apa karna aku tadi lihat Endar bersama seorang lelaki yang tak ku kenal bermesraan didalam mobilnya? Aku mencoba berpositif thingking. Ah, mungkin lelaki itu kakaknya atau saudaranya. Atau mungkin itu temannya.
Hei, bukankah Endar tak memiliki seorang kakak, dia adalah anak tunggal jadi tak mungkin ia memiliki kakak. Saudara??? Bukankah ia tak memiliki saudara di Jakarta. Teman??? Ia baru 1 tahunan ini di Jakarta. Ia selalu mengenalkan beberapa temannya yang ia punya di Jakarta ini. Dan aku belum pernah dikenalkannya dengan orang yang aku lihat tadi. Seingatku ia tak pernah menceritakan padaku tentang lelaki itu.

-----------------------

Maafkan aku mencintai kekasihmu kekasihmu
Namun ku tak ingin menjadi penyebab kehancuran
Antara kau dan dia
Dan aku

“Hai shent, bagaimana denganmu?” Tanya Rizki yang tiba-tiba menghampiriku.
“Aku Lulus” jawab singkatku dengan senyum terpaksa.

“Setelah ini kau mau melanjutkan kemana?” Tanya Endar padaku.
Aku tak menjawab. Hanya senyum terpaksa yang sedari tadi ku ukir di bibir mungilku ini.

“Bagaimana jika kita rayakan ini semua setelah ini? Sudah lama aku tak berduel bermain pump bersamamu .” ucap Rizki padaku.
“Iiyya Shent pulang dari sini kita ke mall bersama, sudah cukup lama kita tak menghabiskan waktu bersama” terang Endar padaku.
“Maaf kali ini aku tak bisa, aku sudah terlanjur ada janji dengan kakakku” jawabku dusta.

Ya, selalu saja kakakku yang aku buat alasan. Maafkan aku kak jika aku harus berbohong menyangkutkan dirimu dalam masalahku.

“Baiklah tak apa, mungkin lain kali” ucap Rizki dengan nada sebal.

Maafkan aku Riz, sebenarnya aku sungguh merindukan kamu. Aku merindukan kebersamaan kita yang akhir-akhir ini sudah tak lagi kita lakukan. Aku merindukan kau. Aku merindukan senyummu, candamu padaku, pelukan hangatmu ketika aku bersedih. Aku juga sebenarnya ingin menghabiskan waktu bersamamu untuk ke mall sekedar bermain pump. Endar gadis yang baik. Aku tak ingin menghancurkan hubunganmu dengan Endar.
Aku berusaha melupakanmu Rizki. Sebelum aku pergi meninggalkanmu.

--------------------------
To be continue........
:)
*coment yah n kalo suka like yah!!! :)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar